Kamis, 24 November 2011

BRAIN : Otak

Otak Manusia

Sejarah evolusi mencatat bawha otak manusia terdiri dari elemen “purba dan baru”
(struktur otak yang berevolusi), beberapa ahli anatomi berpendapat bahwa bagian otak yang berfungsi dalam proses hidup manusia (seperti dan mengatur emosi) memiliki setruktur yang sama persis dengan struktur otak reftil. Jadi meskipun kita memiliki otak yang cangih (seperti einstein) hendaklah kita ingat bahwa bagian otak kita yang tertentu sama persis dengan struktur otak buaya.
Otak merupakan alat untuk memproses data tentang lingkungan internal atau external tubuh yang diterima reseptor dalam pada alat indra (seperti mata, telinga, kulit dan lain-lain) data tersebut dikirimkan oleh pusat syaraf yang dikenal dengan system syaraf keseluruhan. Sistem syaraf ini memungkinkan seluruh urat syaraf mengubah rang sangan dalam bentuk infuls listrik, kemudian infuls listrik dikirim ke pusat sistem syaraf, yang berada di otak dan sistem syaraf, yang berada di otak dan sistem syaraf tukang belakang. Disinilah data di proses dan direspon dengan rangsangan yang cocok. Biasanya dalam tahap ini timbul saraf efektor, yang berfungsi untuk mengirim impuls saraf ke otot sehingga otot berkontraksi.
Di dalam jaringan sistem syaraf pusat terdapat hirarki kontrol. Banyak rangsangan sederhana berhubungan dengan tidak reflek/aksi sepontan, dalam hal ini otak tidak terlibat langsung dalam proses identifikasi mengenai tindakan refleks tersebut. Tapi tindakan refleks di proses di syaraf tulang belakang. Tapi panca indra merespon contoh kita tidak begitu saja menjatuhkan piring mangkok, kecuali isi dari piring tersebut memang terlalu panas dan reflek menumpahkannya. Atau bisa saja hal ini terjadi karena stres yang kita alami, hal semacam ini terjadi akibat fenomena yang komplek di otak. Bernafas, keseimbangan, menelan dan mencerna terjadi, karena fungsi otomatis otak, dan kita tidak menyadari membutuhkan kontrol yang lembut dan pengaturan yang baik, otak purba mengontrolnya secara relatif. Misalnya, kita akan menoleh jika seseorang memanggil nama kita di jalan aksi tersebut dikontrol oleh otak yang lebih baru.
Mau tidak mau otak harus dibagi lagi ke dalam bagian-bagian. Alasannya sederhana saja, yaitu otak merupakan organ yang benar-benar komplek terdiri dari milyaran sel dan setiap bagian saling berkoordinasi dengan sangat rumit, tapi mungkin saja otak disusun kedalam sebuah komponen penyusun secara umum untuk menentukan fungsi bagian-bagiannya.
Otak dan syaraf tulang belaqkang dilindungi oleh tulang (tengkorak dan tulang belakang secara berurutan) dan dikelilingi oleh cairan otak, yang berfungsi sebagai alat penahan goncangan. Otak nampak seperti sebuah kembang kol yang beratnya rata-rata 1,2 kg pada laki-laki dan 1 kg pada perempuan. Otak dapat di bagi kedalam tiga bagian umum yaitu otak depan, otak tengah, dan otak belakang. Anehnya nama bagian-bagian tersebut tidak berdasarkan letaknya pada otak (contohnya otak depan tidak berada di bagian depan) tapi nama bagian-bagian otak tersebut berdasarkan pada posisi manusia masih berbentuk embrio. Kemudian posisi bagian-bagian itu berubah selama perkembangan janin dalam kandungan.
Otak belakang terletak didasar kepala, terdiri dari empat bagian fungsionil, yaitu medulla oblongata, pons, bentuk reticular dan cerebellum.
  1. medulla oblongata adalah titik alaw saraf tulang belakang dari sebelang kiri badan menuju sebelah kanan badan, begitu juga sebaliknya. Medulla mengontrol fungsi otomatis otak, seperti detak jantung, sirkulasi darah, pernapasan dan pencernaan.
  2. pons merupakan “stasiun pemancar” yang mengirimkan data kepusat otak bersama dengan formasi recticular. Ponslah yang mengatur apakah kita terjaga atau tertidur.
Formasi rectikular memiliki peran penting dalam pengaturan gerakan dan perhatian anda, formasi rectikular seolah-olah berfungsi untuk mengaktifkan bagian lain dalam otak.
3. cerebellum dengan banyak lilitannya. Cerebellum disebut juga otak kecil dengan bagiannya yang mengkerut sehingga hampir seperti otak besar (otak secara keseluruhan). Cerebellum mengontrol banyak fungsi otomatis otak. Tapi sebenarnya fungsi itu perlu di pelajari dan di latih seperti keseimbangan dan koordinasinya. Saat anda berjalan tanpa ber fikir, cerebellum adalah kontrol dari gerakan kita, otak tengah merupakan saraf dalam lingkup kecil, otak tengah adalah lanjutan dari informasi recticullar yang merespon pendengaran dan penglihatan (seperti gerak mata) otak tengakh tampak lebih penting fungsinya pada hewan mamalia dari pada manusia, karena pada manusia yang lebih dominan digunakan adalah otak depan.
Otak tengah adalah bagian terbesar pada otak. Bagian y ng paling utama adalah korteks yang mengandung kurang lebih 10 milyar syaraf dan terletak pada lapisan luar otak, otak luar juga merupakan puncak fungsional otak yang merespon terhadap fungsi yang lebih rumit, tindakan sengaja dan kesadaran.
Adapun bagian-bagian penting otak depan adalah thalamus,hypothalamus, dan sytem limbic.
  1. thalamus terdiri dari sejumlah pusat syaraf dan berfungsi sebagai “tempat penerimaan untuk sementara” sensor data dan sinyal-sinyal motorik, contohnya untuk pengiriman data dari mata dan telinga menuju bagian yang tepat dalam korteks.
  2. hypothalamus berfungsi untuk mengatur nafsu makan dan syahwat dan mengatur kepentingan biologis lainnya. Hypothalamus, thalamus, otak tengah dan otak belakang (tidak termasuk ceellebelum) bersama-sama membentuk apa yang disebut tangkai/batang otak (the brain system). Batang otak berfungsi untuk mengatur seluruh proses kehidupan yang mendasar. Jika batang otak tersebut kekurangan aktivitas (kurang di rangsang) maka menurut psikiater akan menyebabkan brain death atau kelumpuhan otak.
  3. system limbic terletak antara sistem pusat dan korteks (limbic berasal dari bahasa atin yang berarti batas). Anatomi sistem limbic ini hampir seperti hypothalamus sistem limbic memungkinkan kita mengontrol insting/naluri kita. Misalnya, kita tidak akan memukul orang yang tidak sengaja menginjak kaki kita. Sistem limbic terdiri dari 3 bagian utama, yaitu amygdala dan septum yang berfungsi mengontrol kemarahan, agresi dan ketakutan, serta hyppocampus yang berfungsi penting dalam merekam memori baru
4. korteks (korteks cerebral) adalah helaian syaraf yang tebalnya kurang dari 5mm, tapi luas bagianya mencapai 155 cm. Korteks menyusun 70 persen bagian otak. Lipatan korteks yang erat kaitanya dengan tengkorak manusia menbuat otak tampak berkerut. Saraf dalam korteks memproses data. Warna korteks kelabu “inilah alasan mengapa korteks di istilahkan dengan benda/zat kelabu” korteks pun secara luas berhubungan satu sama lain (dengan bagian dalam otak jaringan panjang yng menghubungkan bagian-bagian terpisah secara luas, otak tersususun dari syaraf yang tertutup dan terdapat penyekat berlemak yang disebut myelin. Yang menyebabkan jaringan tersebut berwarna putih benda/zat putih. Korteks mempunyai sejumlah struktur dan pembagian fungsional yaitu pembagian otak kiri dan otak kanan, beberapa pendapat mengatakan pembagian dari 2 belahan itu adalah otak itu sendiri yang dihubungkan dengan “bundel serat tebal” yang disebut corpus callosum, yang berfungsi untuk menyatukan aktivitas otak (memberi tahu otak kiri aktivitas otak kanan dan begitu juga sebaliknya) pembagian lain dalam korteks adalah 4 buah lobus atau kuping yaitu temporal,frontal,occipital, dan parietal. Bagian-bagian tersebut dinamakan berdasarkan letak setelah tulang tengkorak. Beberapa pendapat tentang fungsi lobus frontal tersebut berhubungan dengan perhatian dan konsentrasi sedangkan lobus temporal berkaitan dengan bahasa dan ingatan. Lobus pariental berhubungan dengan sensor data dan lobus occipital berhubungan dengan penglihatan dan persepsi. Jadi proses kesadaran pikiran bergantung pada “ interaksi komplek di bagian-bagian otak”.
Mikrograp secara jelas menunjukan susunan komplek neuron didalam otak manusia. Dn neuron bukan merupakan jenis sel satu-satunya yang ada di dalam sistem syaraf pusat. Pada kenyataannya mereka sangat melebihi bilangan dengan sel-sel “glial” yang melaksanakan pungsi penjagaan otak, khususnya neuron yang mengandung zat makanan dan menaruh mereka pada tempatnya
Sebuah neuron has dalam korteks manusia mempunyai diameter kurang dari satu mikro meter dan biasanya dihubungkan dengan ribuan neuron lainya. Sebuah inpuls listrik menggerakan akson panjang menuju neuron pengirim di dalam sambungannya, di sini impils menggerakan pelepasan paket-paket kecil (gelembung-gelembung) dari neurotransmiter kimia menujuncelah kecil (celah sinapsis) diantara sel pengirim dan juluran pendek (dendrit) yang menerima sel.
Berikut data otak manusia :
Beratnya kira-kira 1,5 kg
78% air, 10% lemak, 8% protein
Kurang dari 2,5% berat tubuh
Menggunakan 20 % energi tubuh
100 milyar neuron
1 trilyun sel glial
1000 trilyun titik sambungan sinaptik
280 kuintiliun memori
Luar biasa bukan.
Dikutif dari : rahasia bahasa otak, David Cohen, Ph.D

Sabtu, 19 November 2011

Diagnosa Keperawatan NANDA 2010-2011

TwitThis
Berikut ini adalah daftar diagnosa keperawatan NANDA 2010-2011 yang disusun menurut fokus keperawatan divisi diagnosa oleh Doengoes/Moorhouse :

2009-2011 NURSING DIAGNOSESORGANIZED ACCORDING TO A NURSING FOCUSBY DOENGES/MOORHOUSE DIAGNOSTIC DIVISIONS
* = New diagnoses
+ = Revised diagnoses

ACTIVITY/REST—Ability to engage in necessary/desired activities of life (work and leisure) and to obtain adequate sleep/rest
Activity Intolerance
Activity Intolerance, risk for
*Activity Planning, ineffective
Disuse Syndrome, risk for
Diversional Activity, deficient
Fatigue
Insomnia
Lifestyle,sedentary
Mobility, impaired bed
Mobility, impaired wheelchair
Sleep, readiness for enhanced
Sleep Deprivation
+Sleep Pattern, disturbed
Transfer Ability, impaired
Walking,
impaired

CIRCULATION—Ability to transport oxygen and nutrients necessary to meet cellular needs
Autonomic Dysreflexia
Autonomic Dysreflexia, risk for
*Bleeding, risk for
Cardiac Output, decreased
Intracranial Adaptive Capacity, decreased
*Perfusion, ineffective peripheral tissue
*Perfusion, risk for decreased cardiac tissue
*Perfusion, risk for ineffective cerebral tissue
*Perfusion, risk for ineffective gastrointestinal
*Perfusion, risk for ineffective renal
*Shock, risk for

EGO INTEGRITY —Ability to develop and use skills and behaviors to integrate and manage life experiences
Anxiety [specify level]
Anxiety, death
Behavior, risk-prone health
Body Image, disturbed
Conflict, decisional (specify)
+Coping, defensive
Coping, ineffective
Coping, readiness for enhanced
Decision Making, readiness for enhanced
Denial, ineffective
Dignity, risk for compromised human
Distress, moral
Energy Field, disturbed
Fear
Grieving
Grieving, complicated
Grieving, risk for complicated
Hope, readiness for enhanced
Hopelessness
+Identity, disturbed personal
Post-Trauma Syndrome
Post-Trauma Syndrome, risk for
Power, readiness for enhanced
Powerlessness
Powerlessness, risk for
Rape-Trauma Syndrome
[Rape-Trauma Syndrome: compound reaction-retired 2009]
[Rape-Trauma Syndrome: silent reaction-retired 2009]
*Relationships, readiness for enhanced
Religiosity, impaired
Religiosity, ready for enhanced
Religiosity, risk for impaired
Relocation Stress Syndrome
Relocation Stress Syndrome, risk for
*Resilience, impaired individual
*Resilience, readiness for enhanced
*Resilience, risk for compromised
Self-Concept, readiness for enhanced
+Self-Esteem, chronic low
Self-Esteem, situational low
Self-Esteem, risk for situational low
Sorrow, chronic
Spiritual Distress
Spiritual Distress, risk for
Spiritual Well-Being, readiness for enhanced

ELIMINATION—Ability to excrete waste products
Bowel Incontinence
Constipation
Constipation, perceived
Constipation, risk for
Diarrhea
*Motility, dysfunctional gastrointestinal
*Motility, risk for dysfunctional gastrointestinal
Urinary Elimination, impaired
Urinary Elimination, readiness for enhanced
Urinary Incontinence, functional
Urinary Incontinence, overflow
Urinary Incontinence, reflex
Urinary Incontinence, risk for urge
Urinary Incontinence, stress
[Urinary Incontinence, total-retired 2009]
Urinary Incontinence, urgeUrinary Retention [acute/chronic]

FOOD/FLUID—Ability to maintain intake of and utilize nutrients and liquids to meet physiological needs
Breastfeeding, effective
Breastfeeding, ineffective
Breastfeeding, interrupted
Dentition, impaired
*Electrolyte Imbalance, risk for
Failure to Thrive, adult
Feeding Pattern, ineffective infant
Fluid Balance, readiness for enhanced
[Fluid Volume, deficient hyper/hypotonic]
Fluid Volume, deficient [isotonic]
Fluid Volume, excess
Fluid Volume, risk for deficient
+Fluid Volume, risk for imbalanced
Glucose, risk for unstable blood
+Liver Function, risk for impaired
Nausea
Nutrition: less than body requirements, imbalanced
Nutrition: more than body requirements, imbalanced
Nutrition: risk for more than body requirements, imbalanced
Nutrition, readiness for enhanced
Oral Mucous Membrane, impaired
Swallowing, impaired

HYGIENE—Ability to perform activities of daily living
Self-Care, readiness for enhanced
Self-Care Deficit, bathing
Self-Care Deficit, dressing
Self-Care Deficit, feeding
Self-Care Deficit, toileting
*Neglect, self

NEUROSENSORY—Ability to perceive, integrate, and respond to internal and external cues
Confusion, acute
Confusion, risk for acute
Confusion, chronic
Infant Behavior, disorganized
Infant Behavior, readiness for enhanced organized
Infant Behavior, risk for disorganized
Memory, impaired
Neglect, unilateral
Peripheral Neurovascular Dysfunction, risk for
Sensory Perception, disturbed (specify: visual, auditory, kinesthetic, gustatory, tactile, olfactory)
Stress Overload
[Thought Processes, disturbed-retired 2009]

PAIN/DISCOMFORT—Ability to control internal/external environment to maintain comfort
*Comfort, impaired
Comfort, readiness for enhanced
Pain, acute
Pain, chronic

RESPIRATION—Ability to provide and use oxygen to meet physiological needs
Airway Clearance, ineffective
Aspiration, risk for
Breathing Pattern, ineffective
Gas Exchange, impaired
Ventilation, impaired spontaneous
Ventilatory Weaning Response, dysfunctional

SAFETY—Ability to provide safe, growth-promoting environment
Allergy Response, latex
Allergy Response, risk for latex
Body Temperature, risk for imbalanced
Contamination
Contamination, risk for
Death Syndrome, risk for sudden infant
Environmental Interpretation Syndrome, impaired
Falls, risk for
Health Maintenance, ineffective
Home Maintenance, impaired
Hyperthermia
Hypothermia
Immunization Status, readiness for enhanced
Infection, risk for
Injury, risk for
Injury, risk for perioperative positioning
*Jaundice, neonatal
*Maternal/Fetal Dyad, risk for disturbed
Mobility, impaired physical
Poisoning, risk for
Protection, ineffective
Self-Mutilation
Self-Mutilation, risk for
Skin Integrity, impaired
Skin Integrity, risk for impaired
Suffocation, risk for
Suicide, risk for
Surgical Recovery, delayed
Thermoregulation, ineffective
Tissue Integrity, impaired
Trauma, risk for
*Trauma, risk for vascular
Violence, [actual/] risk for other-directed
Violence, [actual/] risk for self-directed
Wandering [specify sporadic or continual]

SEXUALITY—[Component of Ego Integrity and Social Interaction] Ability to meet requirements/characteristics of male/female role
*Childbearing Process, readiness for enhanced
Sexual Dysfunction
Sexuality Pattern, ineffective

SOCIAL INTERACTION —Ability to establish and maintain relationships
Attachment, risk for impaired
Caregiver Role Strain
Caregiver Role Strain, risk for
Communication, impaired verbal
Communication, readiness for enhanced
Conflict, parental role
Coping, ineffective community
Coping, readiness for enhanced community
Coping, compromised family
Coping, disabled family
Coping, readiness for enhanced family
Family Processes, dysfunctional
Family Processes, interrupted
Family Processes, readiness for enhanced
Loneliness, risk for
Parenting, impaired
Parenting, readiness for enhanced
Parenting, risk for impaired
Role Performance, ineffective
Social Interaction, impaired
Social Isolation

TEACHING/LEARNING—Ability to incorporate and use information to achieve healthy lifestyle/optimal wellness
Development, risk for delayed
Growth, risk for disproportionate
Growth and Development, delayed
+Health Behavior, risk-prone
+Health Management, ineffective self
Knowledge, deficient (specify)
Knowledge (specify), readiness for enhanced
Noncompliance [Adherence, ineffective] [specify]
[Therapeutic Regimen Management, effective-retired 2009]
Therapeutic Regimen Management, ineffective
[Therapeutic Regimen Management, ineffective community-retired 2009]
Therapeutic Regimen Management, ineffective family
Therapeutic Regimen Management, readiness for enhanced

TAHAP DIAGNOSA KEPERAWATAN

Pada tahun 1953, istilah diagnosa keperawatan diperkenalkan oleh V. Fry dengan menguraikan langkah yang diperlukan dalam mengembangkan rencana asuhan keperawatan.
Menurut North American Nursing Diagnosis Association (NANDA) (1990, dalam Carpenito, 1997) diagnosa keperawatan adalah keputusan klinis mengenai seseorang, keluarga atau masyarakat sebagai akibat dari masalah-masalah kesehatan/ proses kehidupan yang aktual atau risiko.
Diagnosa keperawatan memberikan dasar-dasar pemilihan intervensi untuk mencapai hasil yang menjadi tanggung gugat perawat. Adapun persyaratan dari diagnosa keperawatan adalah perumusan harus jelas dan singkat dari respons klien terhadap situasi atau keadaan yang dihadapi, spesifik dan akurat, memberikan arahan pada asuhan keperawatan, dapat dilaksanakan oleh perawat dan mencerminkan keadaan kesehatan klien.
1.Tipe Diagnosa Keperawatan.
Diagnosa keperawatan adalah struktur dan proses. Struktur diagnosa keperawatan komponennya tergantung pada tipenya, antara lain:
a.Diagnosa keperawatan aktual (Actual Nursing Diagnoses).
Diagnosa keperawatan aktual menyajikan keadaan yang secara klinis telah divalidasi melalui batasan karakteristik mayor yang dapat diidentifikasi. Tipe dari diagnosa keperawatan ini mempunyai empat komponen yaitu label, definisi, batasan karakteristik, dan faktor-faktor yang berhubungan (Craven & Hirnle, 2000; Carpenito, 1997).
b.Diagnosa keperawatan risiko dan risiko tinggi (Risk and High-Risk Nursing Diagnoses), adalah keputusan klinis bahwa individu, keluarga dan masyarakat sangat rentan untuk mengalami masalah bila tidak diantisipasi oleh tenaga keperawatan, dibanding yang lain pada situasi yang sama atau hampir sama (Craven & Hirnle, 2000; Carpenito, 1997).
c.Diagnosa keperawatan kemungkinan (Possible Nursing Diagnoses), adalah pernyataan tentang masalah-masalah yang diduga masih memerlukan data tambahan. Namun banyak perawat-perawat telah diperkenalkan untuk menghindari sesuatu yang bersifat sementara dan NANDA tidak mengeluarkan diagnosa keperawatan untuk jenis ini (Craven & Hirnle, 2000; Carpenito, 1997).
d.Diagnosa keperawatan sejahtera (Wellness Nursing Diagnoses), adalah ketentuan klinis mengenai individu, keluarga dan masyarakat dalam transisi dari tingkat kesehatan khusus ketingkat kesehatan yang lebih baik. Pernyataan diagnostik untuk diagnosa keperawatan sejahtera merupakan bagian dari pernyataan yang berisikan hanya sebuah label. Label ini dimulai dengan “Potensial terhadap peningkatan…….”, diikuti tingkat sejahtera yang lebih tinggi yang dikehendaki oleh individu atau keluarga, misal “Potensial terhadap peningkatan proses keluarga” (Craven & Hirnle, 2000; Carpenito, 1997).
e.Diagnosa keperawatan sindroma (Syndrome Nursing Diagnoses), terdiri dari sekelompok diagnosa keperawatan aktual atau risiko tinggi yang diduga akan tampak karena suatu kejadian atau situasi tertentu. NANDA telah menyetujui dua diagnosa keperawatan sindrom yaitu “Sindrom trauma perkosaan” dan “Risiko terhadap sindrom disuse” (Carpenito, 1997).
2.Komponen Rumusan Diagnosa Keperawatan.
Secara umum diagnosa keperawatan yang lazim dipergunakan oleh perawat di Indonesia adalah diagnosa keperawatan aktual dan diagnosa keperawatan risiko atau risiko tinggi yang dalam perumusannya menggunakan tiga komponen utama dengan merujuk pada hasil analisa data, meliputi: problem (masalah), etiologi (penyebab), dan sign/symptom (tanda/ gejala).
Problem (masalah), adalah gambaran keadaan klien dimana tindakan keperawatan dapat diberikan karena adanya kesenjangan atau penyimpangan dari keadaan normal yang seharusnya tidak terjadi.
Etiologi (penyebab), adalah keadaan yang menunjukkan penyebab terjadinya problem (masalah).
Sign/symptom (tanda/ gejala), adalah ciri, tanda atau gejala relevan yang muncul sebagai akibat adanya masalah.
Dalam perumusannya sebuah diagnosa keperawatan dapat menggunakan 3 komponen atau 2 komponen yang sangat tergantung kepada tipe dari diagnosa keperawatan itu sendiri. Secara singkat rumusan diagnosa keperawatan dapat disajikan dalam rumus sebagai berikut:
Diagnosa keperawatan aktual:
Contoh: Nyeri kepala akut (Problem) berhubungan dengan peningkatan tekanan dan iritasi vaskuler serebral (Etiologi) ditandai oleh, mengeluh nyeri kepala, sulit beristirahat, skala nyeri: 8, wajah tampak menahan nyeri, klien gelisah, keadaan umum lemah, adanya luka robek akibat trauma pada kepala bagian atas, nadi: 90 X/ m (Sign/Simptom).
Diagnosa keperawatan risiko/ risiko tinggi:
Contoh: Risiko infeksi (Problem) berhubungan dengan adanya luka trauma jaringan (Etiologi)
Pada diagnosa risiko, tanda/gejala sering tidak dijumpai hal ini disebabkan kerena masalah belum terjadi, tetapi mempunyai risiko untuk terjadi apabila tidak mendapatkan intervensi atau pencegahan dini yang dilakukan oleh perawat.
3. Persyaratan Diagnosa Keperawatan.
Persyaratan diagnosa keperawatan, meliputi:
1) Perumusan harus jelas dan singkat berdasarkan respon klien terhadap Situasi atau keadaan kesehatan yang sedang dihadapi.
2) Spesifik dan akurat.
3) Merupakan pernyataan dari: P(Problem)+ E (Etiologi)+S (Sign/Simptom)
atau P (Problem) + E (Etiologi).
4) Memberikan arahan pada rencana asuhan keperawatan.
5) Dapat dilaksanakan intervensi keperawatan oleh perawat.
4.Prioritas Diagnosa Keperawatan.
Menyusun prioritas sebuah diagnosa keperawatan hendaknya diurutkan sesuai dengan keadaan dan kebutuhan utama klien, dengan kategori:
1). Berdasarkan tingkat Kegawatan
a.Keadaan yang mengancam kehidupan.
b.Keadaan yang tidak gawat dan tidak mengancam kehidupan.
c.Persepsi tentang kesehatan dan keperawatan.
2 ).Berdasarkan Kebutuhan maslow,yaitu Kebutuhan fisiologis,kebutuhan keamanan dan keselamatan,kebutuhan mencintai dan dicintai,kebutuhan harga diri dan kebutuhan aktualisasi diri.
3). Berdasarkan sarana/sumber yang tersedia,
5.Perbedaan Diagnosa Keperawatan Dengan Diagnosa Medis.
Beberapa perbedaan antara diagnosa keperawatan dengan diagnosa medis dibawah ini:
Diagnosa keperawatan :
Berfokus pada respons atau reaksi klien terhadap penyakitnya.
Berorientasi pada kebutuhan individu, bio-psiko-sosio-spiritual.
Berubah sesuai dengan perubahan respons klien.
Mengarah kepada fungsi mandiri perawat dalam melaksanakan tindakan keperawatan dan evaluasi.
Diagnosa Medis :
Berfokus pada faktor-faktor yang bersifat pengobatan dan penyembuhan penyakit.
Berorientasi kepada keadaan patologis
Cenderung tetap, mulai dari sakit sampai sembuh.
Mengarah kepada tindakan medik yang sebahagian besar dikolaborasikan kepada perawat.



SELENA GOMEZ - SEND IT ON LYRICSSelena Gomez - Send It On

Pencipta Lagu: N/A
A word's, just a word
'Till you mean what you say
And love, isn't love
'Till you give it away
We've all got to give
Yeah something to give
To make a change

Send it on
On and on
Just one hand can heal another
Be apart
Reach your heart
Just one spark stars a fire
With one little action
The chain reaction will never stop
Make it Strong
Shine a Light and Send it On

Just smile (just smile)
And the world (and the world)
Will smile along with you
That small act of love
That's meant for one will become two
If we take the chances
And change circumstances
Imagine all we can do
If we...

Send it on
On and on
Just one hand can heal another
Be apart
Reach your heart
Just one spark stars a fire
With one little action
The chain reaction will never stop
Make it Strong
Shine a Light and Send it On
Send it on

There's Power in all of the choices we make
So i'm starting now there's not a moment to wait
A word's, just a word
'Till you mean what you say
And love, is no love
'Till you give it away

Send it on
On and on
Just one hand can heal another
Be apart
Reach your heart
Just one spark stars a fire
With one little action
The chain reaction will never stop
Make it Strong
Shine a Light and Send it On
Send it on

Send it on
On and on
Just one hand can heal another
Be apart
Reach your heart
Just one spark stars a fire
With one little action
The chain reaction will help things start
Make it Strong
Shine a Light and Send it On
Shine a Light and Send it On
Shine a Light and Send it On
 

Kamis, 10 November 2011

Saudara-saudaraku yang seiman, kita hidup di dunia ini ada batas waktunya, kematian pasti sudah digariskan entah kapan. Kita tidak boleh bunuh diri atau membunuh orang lain hingga menyebabkan kematiannya.



Kenapa banyak orang bunuh diri.
Banyak penyebab yang mungkin, diantaranya adalah depresi, himpitan ekonomi dan lain sebagainya. Berbuat zalim saja tidak boleh, apalagi sampai bunuh diri dan membunuh orang.
Namun, semua itu disebabkan karena lemahnya iman dan ketakwaan kepada Allah SWT.

Apabila kita sering berbuat zalim, biasanya Allah SWT memberikan peringatan kepada kita berupa penyakit.

Menurut agama Islam, semua musibah atau bencana yang mendera manusia adalah sisebabkan oleh perbuatan manusia itu sendiri, baik berupa penyakit,kecelakaan, kehinlangan, bencana alam, bahkan hingga kematian.

Allah SWT berfirman,

مَا أَصَابَكَ مِنْ حَسَنَةٍ فَمِنَ اللَّهِ وَمَا أَصَابَكَ مِنْ سَيِّئَةٍ فَمِنْ نَفْسِكَ وَأَرْسَلْنَاكَ لِلنَّاسِ رَسُولا وَكَفَى بِاللَّهِ شَهِيدًا

Artinya:
"Apa saja nikmat yang kamu peroleh adalah dari Allah, dan apa saja bencana yang menimpamu, Maka dari (kesalahan) dirimu sendiri. Kami mengutusmu (Nabi Muhammad) menjadi Rasul kepada segenap manusia. dan cukuplah Allah menjadi saksi."
(QS. An-Nisa': 79)

Kalau kita ingin sembuh, kita harus memperbaiki akhlak atau tingkah lakukita. Di satu sisi harus berusaha mendekatkan diri kepada Allah SWT.
Sebenarnya Allah SWT sangat menyayangi kita. Kita diberi peringatan berupa penyakit dan musibah karena Allah Maha Penyanyang. Allah SWT memberikan peringatan kepada kita agar kita mau kembali ke jalan yang benar, jalan yang dirahmati dan diridhai Allah SWT.

Allah SWT berfirman,

يَا أَيُّهَا النَّاسُ قَدْ جَاءَتْكُمْ مَوْعِظَةٌ مِنْ رَبِّكُمْ وَشِفَاءٌ لِمَا فِي الصُّدُورِ وَهُدًى وَرَحْمَةٌ لِلْمُؤْمِنِينَ

Artinya:
"Hai manusia, Sesungguhnya telah datang kepadamu pelajaran dari Tuhanmu dan penyembuh bagi penyakit-penyakit (yang berada) dalam dada dan petunjuk serta rahmat bagi orang-orang yang beriman."
(QS. Yunus: 57).

http://obatsakit2011.blogspot.com

Senin, 07 November 2011

Minggu, 06 November 2011

Jumat, 04 November 2011

Jadwal UTS tadi pagi jam 8.00 WIB, mungkin karena terlalu mengantuk dan parahnya tidak ada yang ngebangunin -,-
tereeeeeeeeeeng!!! bangun-bangun udah jm 7.30, langsung lari ke kamar mandi pastinya!!!....daaaaan alhasil mandipun terlewatkan, tp seenggaknya udah gosok gigi sm cuci muka lah yaaaaa!! :D hihihiii
mata udah kaya orang habis nangis semalem, naik motor dengan kecepatan 70 km/jam waaaaaaooooow..ngenesnyaaaa di setiap lalu lintas lampunya selalu MERAH yang artinya harus berhenti...tanpa pikiiiir panjang ngebuuut pun tak tertahankan..mmm mungkin sia-sia kalee ya pake parfum banyak2, eeeeh akir2 nya di jalan kena asep truk lah, bau sampah lah...hoaaaaam.. "tapi tetep wangi kok.." hahahahaaa
Sabtu, 05-11-11

Ini cerita gue, cerita lo mana???? :p
No laughing!!!! :(

Ya Allah, merinding bener hlo aku ngebaca quote-quotenya om Mario.. :)
Untukmu, jiwa baik yang merindukan belahan jiwa yang akan melengkapi keindahan hidupmu, sini … dekatkanlah hatimu dengan hatiku, yang akan mengamini permintaan tulusmu kepada Tuhan …

Bisikkanlah ...

Tuhanku Yang Maha Penyayang,

Lihatlah wajahku yang berpendar dengan kerinduan bagi jiwa baik yang akan kucintai dan yang mencintaiku dengan jujur dan setia.

Mudah-mudahan Engkau merasa kasihan melihatku berjalan di lorong-lorong sepi impian dan kerinduan hatiku, bergandengan tangan dengan diriku sendiri.

Janganlah Kau biarkan aku lama sendiri, menseri-serikan wajah dalam harapan cinta, dan menceriakan senyum dan tawaku yang berpura-pura telah ditemukan oleh dia yang juga merindukan cintaku.

Tuhan, apakah tangisku ini indah bagi-Mu?

Jika Engkau memang lebih menyukai kedekatan dan kemanjaanku karena kepiluan dari kesendirian ini, maka aku akan belajar ikhlas menangis sepanjang hidupku. Dan semoga, Engkau mencukupkan air mataku dan menguatkan serat-serat dinding dadaku.

Tapi Engkau adalah Tuhanku Yang Maha Lembut,

Aku yakin sekali bahwa Engkau tak akan sampai hati membiarkan jiwa kecil yang selalu berusaha patuh kepada-Mu ini, lama bersedih menantikan belahan jiwa yang sesungguhnya telah Kau siapkan bagi pemuliaan hidupku.

Engkau Yang Maha Cinta,

Aku mencintai-Mu, dan bernafas dalam keyakinan bahwa Engkau sangat mencintaiku, maka …

Pelan-pelan dan dengan rambatan yang pasti, mulai besok pagi, damaikanlah hatiku, gerakkanlah tangan, kaki, dan tubuhku dalam ketukan nada tarian lembut yang menandakan bahwa jiwaku dalam perjalanan untuk Kau temukan dengan dia yang telah lama kudengar suara anggunnya dalam mimpi-mimpiku.

Engkau Yang Maha Lembut,

Satukanlah aku dengan belahan jiwaku, dalam pernikahan yang damai, yang mesra dan setia, yang saling memuliakan, yang Kau anugrahi dengan keturunan yang berpekerti luhur, dan yang Kau kayakan dengan kesehatan, nama baik, dan kesejahteraan.

Aamiin