Minggu, 21 Oktober 2012

Samsons- Kisah Tak Sempurna

 https://encrypted-tbn0.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcT46Jbhtc6rEQ3UTCUMtaMwUuR0v6bk8BK52BxGuSbc1tJ9L2onAQ








Aku memang tak berhati besar
Untuk memahami
Hatimu disana

Aku memang tak berlapang dada
Untuk menyadari
Kau bukan milikku lagi

Chorus:
Dengar dengarkan aku
Aku akan bertahan sampai kapanpun
Sampai kapanpun

Wow.. wow
Maafkan aku
Yang tak sempurna tuk dirimu
Usailah sudah kisah yang tak sempurna
Untuk kita kenang

Andai aku dapat merelakan
Setiap kepingan
Ukiran kenangan indah

Andai aku sanggup menjalani
Setiap detik
Dan waktu mendatang

Lihat-lihatlah aku
Aku akan bertahan
Sampai kapanpun


source : http://www.forumlirik.com/lagu/samsons-kisah-tak-sempurna.html

Sabtu, 20 Oktober 2012

Ayah..


AYAH, PAPA, BAPAK, ABI...

Biasanya, bagi seorang anak perempuan yg sudah dewasa,
yg sedang bekerja diperantauan,
yg ikut suaminya merantau di luar kota atau luar negeri,
yg sedang bersekolah atau kuliah jauh dari kedua orang tuanya …
Akan sering merasa kangen sekali dengan Mamanya.
Lalu bagaimana dengan Ayah ?
Mungkin karena Mama lebih sering menelepon untuk menanyakan keadaanmu setiap hari,
tapi tahukah kamu, jika ternyata Ayah lah yg mengingatkan Mama untuk menelponmu ?
Mungkin dulu sewaktu kamu kecil,
Mama lah yg lebih sering mengajakmu bercerita atau berdongeng.
Tapi tahukah kamu,
bahwa sepulang Ayah bekerja & dengan wajah lelah
Ayah selalu menanyakan pada Mama tentang kabarmu & apa yg kamu lakukan seharian ?
Pada saat dirimu masih seorang anak perempuan kecil,
Ayah biasanya mengajari putri kecilnya naik sepeda.
Dan setelah Ayah mengganggapmu bisa,
Ayah akan melepaskan roda bantu di sepedamu.
Kemudian Mama bilang:
“Jangan dulu Ayah, jangan dilepas dulu roda bantunya”,
Mama takut putri manisnya terjatuh lalu terluka.
Tapi sadarkah kamu,
Bahwa Ayah dengan yakin akan membiarkanmu,
menatapmu, & menjagamu mengayuh sepeda dengan seksama,
karena dia tahu putri kecilnya PASTI BISA.
Pada saat kamu menangis merengek meminta boneka atau mainan yg baru,
Mama menatapmu iba.
Tapi Ayah akan mengatakan dengan tegas:
“Boleh, kita beli nanti, tapi tidak sekarang”.
Tahukah kamu, Ayah melakukan itu karena Ayah tidak ingin kamu menjadi anak yg manja dengan semua tuntutan yg selalu dapat dipenuhi ?
Saat kamu sakit pilek,
Ayah yg terlalu khawatir sampai kadang sedikit membentak dengan berkata:
”Sudah di bilang, kamu jangan minum air dingin !”.
Berbeda dengan Mama yg memperhatikan & menasihatimu dengan lembut.
Ketahuilah, saat itu Ayah benar-benar mengkhawatirkan keadaanmu.
Ketika kamu sudah beranjak remaja,
kamu mulai menuntut pada Ayah untuk dapat izin keluar malam,
& Ayah bersikap tegas & mengatakan:
“Tidak boleh !”.
Tahukah kamu, bahwa Ayah melakukan itu untuk menjagamu ?
Karena bagi Ayah, kamu adalah sesuatu yg sangat-sangat luar biasa berharga …
Setelah itu kamu marah pada Ayah,
& masuk ke kamar sambil membanting pintu,
& yg datang mengetok pintu & membujukmu agar tidak marah adalah Mama.
Tahukah kamu, bahwa saat itu Ayah memejamkan matanya & menahan gejolak dalam batinnya,
bahwa Ayah sangat ingin mengikuti keinginanmu,
Tapi lagi-lagi dia HARUS menjagamu ?
Ketika saat seorang cowok mulai sering menelponmu,
atau bahkan datang ke rumah untuk menemuimu,
Ayah akan memasang wajah paling cool sedunia … :’)
Ayah sesekali menguping atau mengintip saat kamu sedang ngobrol berdua di ruang tamu …
Sadarkah kamu, kalau hati Ayah merasa cemburu ?
Saat kamu mulai lebih dipercaya,
& Ayah melonggarkan sedikit peraturan untuk keluar rumah untukmu,
kamu akan memaksa untuk melanggar jam malamnya.
Maka yg dilakukan Papa adalah duduk di ruang tamu,
& menunggumu pulang dengan hati yg sangat khawatir.
& setelah perasaan khawatir itu berlarut-larut,
ketika melihat putri kecilnya pulang larut malam hati Ayah akan mengeras,
& Ayah memarahimu …
Sadarkah kamu, bahwa ini karena hal yg di sangat ditakuti Ayah akan segera datang ?
Bahwa putri kecilnya akan segera pergi meninggalkan Ayah.
Setelah lulus SMA,
Ayah akan sedikit memaksamu untuk menjadi seorang Dokter atau Insinyur.
Ketahuilah, bahwa seluruh paksaan yg dilakukan Ayah itu semata-mata hanya karena memikirkan masa depanmu nanti.
Tapi toh Ayah tetap tersenyum & mendukungmu saat pilihanmu tidak sesuai dengan keinginan Ayah.
Ketika kamu menjadi gadis dewasa,
& kamu harus pergi kuliah dikota lain,
Ayah harus melepasmu di bandara.
Tahukah kamu bahwa badan Ayah terasa kaku untuk memelukmu ?
Ayah hanya tersenyum sambil memberi nasehat ini itu,
& menyuruhmu untuk berhati-hati,
padahal Ayah ingin sekali menangis seperti Mama & memelukmu erat-erat.
Yg Ayah lakukan hanya menghapus sedikit air mata di sudut matanya,
& menepuk pundakmu sambil berkata:
“Jaga dirimu baik-baik ya sayang”.
Ayah melakukan itu semua agar kamu KUAT,
kuat untuk pergi & menjadi dewasa.
Disaat kamu butuh uang untuk membiayai uang semester & kehidupanmu,
orang pertama yg mengerutkan kening adalah Ayah.
Ayah pasti berusaha keras mencari jalan agar anaknya bisa merasa sama dengan teman-temannya yg lain.
Ketika permintaanmu bukan lagi sekedar meminta boneka baru,
& Ayah tahu ia tidak bisa memberikan yg kamu inginkan,
kata-kata yg keluar dari mulut Ayah adalah:
“Tidak … Tidak bisa !”.
Padahal dalam batin Ayah, Ia sangat ingin mengatakan
“Iya sayang, nanti Ayah belikan untukmu”.
Tahukah kamu bahwa pada saat itu Ayah merasa gagal membuat anaknya tersenyum ?
Saatnya kamu diwisuda sebagai seorang sarjana.
Ayah adalah orang pertama yg berdiri & memberi tepuk tangan untukmu.
Ayah akan tersenyum dengan bangga & puas melihat
“putri kecilnya yg tidak manja berhasil tumbuh dewasa,
& telah menjadi seseorang”.
Sampai saat seorang cowok datang ke rumah dan meminta izin pada Ayah untuk mengambilmu darinya,
Ayah akan sangat berhati-hati memberikan izin.
Karena Ayah tahu …
Bahwa cowok itulah yg akan menggantikan posisinya nanti …
Dan akhirnya,
saat Ayah melihatmu duduk di Panggung Pelaminan bersama seseorang cowok yg di anggapnya pantas menggantikannya,
Ayah pun tersenyum bahagia …
Apakah kamu mengetahui, di hari yg bahagia itu Ayah pergi ke kebelakang panggung sebentar, & menangis ?
Ayah menangis karena Ayah sangat Bahagia !.
Kemudian Ayah berdoa,
dalam lirih doanya kepada Tuhan,
Ayah berkata:
“Ya Allah, tugasku telah selesai dengan baik.
Putri kecilku yg lucu & kucintai telah menjadi wanita yg cantik.
Bahagiakanlah ia bersama suaminya ya Rabb”.
Setelah itu Ayah hanya bisa menunggu kedatanganmu bersama cucu-cucunya yg sesekali datang untuk menjenguk …
Dengan rambut yg telah & semakin memutih,
& badan serta lengan yg tak lagi kuat untuk menjagamu dari bahaya …
Ayah telah menyelesaikan tugasnya.
***
Papa, Ayah, Bapak, atau Abah kita,
Adalah sosok yg harus selalu terlihat kuat.
Bahkan ketika dia tidak kuat untuk tidak menangis,
dia harus terlihat tegas bahkan saat dia ingin memanjakanmu …
Dan dia adalah orang yg pertama yg selalu yakin bahwa
“KAMU BISA” dalam segala hal apapun … :’)
Tersenyum & bersyukurlah ketika kamu bisa merasakan kasih sayang seorang Ayah hingga tugasnya selesai …
Jika kamu mengalaminya, kamu adalah salah satu orang yg beruntung …


BEGINILAH RINDU KUBAKUKAN
“Yang tersisa, mungkin hanya rindu yang mengulum waras logika. Ada padamu, kunanti sekaligus kubenci” – Moammar Emka (no.27 hal 50)


“Masihku di sini-sendiri. Menurut bilur-bilur rindu yang tertinggal. Ada padamu, pasti! Dan kuingkari.” – Moammar Emka (no.29 hal.51)

“TUHAN, TEMANIKU DALAM GELISAH INI. ITU SAJA.” – Moammar Emka (hal.52)

“Rindu kesumat. Merajalela di batas angkuh yang mengunci bibir untuk bertanya tentangmu. Apakah kau mengecap rasa yang sama? Andai saja.” – Moammar Emka (no.32 hal.53)

“Meredam kata-kata. Kusapih rindu untuk sementara. Mengendapkannya dalam diam, menunggu perjumpaan menurut nyata. Lalu, menumpahkannya tanpa sisa.” – Moammar Emka (no.37 hal.54)

“Bertahan dalam diam. Membiarkan rindu itu memungut indah dalam kesakitannya. Aku rela.” – Moammar Emka (no.39 hal.55)

“Dalam sadarku, telah kusunting luka. Dalam takutku, berlariku menjauh darimu. Dalam lukaku, ada rindu yang tak padam – untukmu juga.” – Moammar Emka (no.40 hal.55)

Dear you,
Jika Itu Cinta,
Usahlah Ditanya
Lebih karena mencintaimu adalah karunia, aku pun memutuskan untuk tidak mengacuhkan seribu tanya mengapa kemudian memilihmu.
Toh tak ada jawaban yang tepat untuk setiap langkah kakiku yang merindu pulang menuju dirimu. Juga tak ada alasan pasti mengapa aku selalu ingin rebah manja di dadamu. Sudah lama aku berhenti bertanya, berhenti menjawab. Karena semua itu hanya akan membuatku meragu. – Moammar Emka (no.41 hal.56)

“Rindu yang tertanam, bukan  pura-pura. Tinggal tunggu waktu saja meluapkannya tanpa sisa, di dekatmu.” – Moammar Emka (no.43 hal.57)

“Rindu dan kamu itu seperti angin. Tak bisa kulihat, tapi kurasakan kehangatan juga kegelisahannya.” – Moammar Emka (no.53 hal.61)

“Membunuh rindu jelas bukan pilihan. Sama saja memutuskan jembatan menuju kebahagiaan bersamamu.” – Moammar Emka (no.60 hal.63)

“Lagi. Ketika diam menengahi langit, ketika kosong hati meliat raga dan pikiran, rindu itu menggugat,lagi.” – Moammar Emka (no.70 hal.65)

Jika boleh memilih, aku membutuhkan rindu sebagai kata keramat yang ingin kudengar dari bibirmu, setiap hari. Seperti berpuluh malam yang kita pahat dengan napas surgawi. Seperti berpuluh mimpi yang kita hias dengan warna pelangi. – Moammar Emka (no.71 hal.66)

“Karena kata hanya perantara, tak bisa seutuhnya. Biarkan rasa yang bicara dari kediamannya, detik ini. Masih. Rindu ini, untukmu.” – Moammar Emka (no.73 hal.67)

“Aku telah jatuh menelan rindu ini. Terlalu sakit, memang. Tapi aku tak jera untuk terus berada dalam jerat kesakitan ini.” – Moammar Emka (no.94 hal.72)

by:

Tak berjudul..



Tepat tanggal ini, bukan bulan ini, tapi masih tahun ini.
Sebuah angka yang isyarat akan perubahan yang dihiasi senyuman dan tangisan.
Tak pernah bisa didefinisikan, karena jujur memang ini yang pertama kalinya. Tak ada yang perlu disalahkan dan tak ada yang boleh saling menyalahkan, let it flow!
Daun gugur karena angin saja, tidak pernah saling menyalahkan. Untuk apa ini dipermasalahkan..
tapi tak bisa di elak kalau satu diantara kami memang saling menyalahkan, saling berpacu dan bergelut dalam amarah dan kebuntuan pikiran. Saling bertanya, kenapa, bagaimana bisa, harusnya, dan pertanyaan gila lainnya.

Dan ‘mendung tak berarti hujan’ pun sekarang di artikan berbeda ‘mendung ya berarti pasti turun hujan’ *sedikit memaksa memang .¬_¬.
Mereka benar, ‘menyesal datangnya di belakang’ dibuntut!
kalo keegoan masih dipelihara, bak biji kacang hijau yang ditanam maka akan tumbuh dan tumbuh.
Kalau kerinduan masih terikat diantara kami, kenapa tidak ada yang mau mengalah, kenapa tidak ada yang mengatakan secara lantang, kenapa harus saling berdiam diri saling menyalahkan padahal tak tau pastinya apa yang sedang dipermasalahkan dan menunggu keajaiban Tuhan dimasing-masing tempat yang berbeda tanpa cahaya untuk kembali, seperti panggung drama tanpa penonton tanpa pemeran dan tanpa cahaya, kosong!
Feeling wanita memang tajam!
dan disetiap harinya masing-masing lebih memilih untuk tidak saling peduli padahal masih peduli, apa untungnya? Toh kalo sudah kehilangan pastilah badai tangis melanda.

“tangisan menunjukkan kerinduan diantara kalian berdua, kembalilah bersama..”