Selasa, 01 Mei 2012
Nahh buat temen-temen sebangsa dan setanah air Indonesiaku tercinta tersayang muah muahh muahhh :*
heheehehehe..udah nggak asing dong yaa sama TELUR..entah itu telur ayam, telur bebek..dan telur-telur lainnya..mmm buat mahasiswa sii yang praktis pasti di goreng yaa...apalagi kalo bukan telur mata sapi, selain rasanya emang yahut..ternyata praktis pula dan guampaaaang dibuat..xixixixii
nahh sekarang yang aku tanya, seringan di goreng matang total alias keseluruhan apa yang setengah matang..ato justru mentahhhhhhh? -,-
mmm..yasudaaa dari pada berkicau sendiri sambil nginget-nginget menu makan kamu kamu tadi...mending langsung di baca aja dehhh ;)
Telur
merupakan sumber protein, lemak, mineral, dan vitamin yang baik bagi
tubuh. Namun masih anyak yang bertanya-tanya mana yang sebaiknya
dikonsumsi dalam keadaan mentah, setengah matang atau rebus dan
bagaimana pengaruh pemasakan terhadap nilai gizinya.
Nilai gizi
telur sangat lengkap, telur merupakan sumber protein yang baik, kadarnya
sekitar 14%, sehingga dari tiap butir telur akan diperoleh sekitar 8
gram protein. Kandungan asam amino proteinnya sangat lengkap, sehingga
protein telur (campuran putih dan kuning telur) seringkali dijadikan
sebagai protein “referensi”.
Bila kita anggap nilai biologis
telur sama dengan 100, maka nilai biologis daging (sapi) hanya mnecapai
84. Tetapi telur tidak mengandung karbohidrat sama sekali. Kadar
lipidanya terdiri dari trigliserida (lemak) dan fosfolipid (termasuk
kolesterol). Kadar airnya menyamai kadar air daging, yaitu sekitar 73%.
Telur kaya fosfor dan besi, tetapi kandungan kalsiumnya
rendah. Keadaan sepeerti ini sama seperti yang dijumpai pada daging.
Selain itu telur juga mengandung vitamin B kompleks, serta vitamin A dan
D (dalam kuning telur). Telur sama sekali tidak mengandung vitaminC.
Satu butir telur berukuran sedangakan memberikan energi sekitar 80
kilokalori.
Seringkali orang menganggap bahwa telur yang
kuningnya berwarna (kecoklatan) lebih bergizi dibandingkan dengan yang
kulinya keputih-putihan. Sesungguhnya hal ini tidak benar sama swekali.
Tidak ada hubungan antara warna kulit telur dengan nilai gizinya,
artinya nilai gizi telur yang kulitnya berwarna kecoklatan atau
keputih-putihan, sama saja. Demikian pula telur ayam kampung sama nilai
gizinya dengan telur ayam ras, meskipun banyak orang yang lebih menyukai
telur ayam kampung.
HINDARI PENCUCIAN TELUR
Di dalam
putih telur terdapat suatu zat protein yang dapat memberikan
pengaruh-pengaruh negatif bagi tubuh, karena kemampuannya untuk mengikat
biotin (suatu vitamin). Biotin akan terikat kuat oleh avidin sehingga
tidak dapat diserap oleh usus dan akhirnya dikeluarkan bersama feses.
Keracunan
oleh avidin memberikan gejala sebagai berikut : dermatitis, kebotakan
dan kelainan syaraf. Dosis keracunan selain dipengaruhi oleh aktivitas
avidin dalam telur (dipengaruhi oleh proses pengolahan/pemanasan) dan
jumlah telur yang dikonsumsi, juga sangat dipengaruhi oleh kadar biotin
dari makanan lain yang dikonsumsi, serta status biotin dalam darah.
Sehingga tidak setiap orang yang mengkonsumsi telur akan menderita
keracunan.
Avidin dapat dihancurkan aktivitasnya dengan cara
memanaskan pada suhu 18 o C selama 5 menit (pada suhu yang lebih tinggi
diperlukan waktu pemanasan yang lebihn singkat), kecuali untuk telur
yang telah mengalami fermentasi (misalnya telur “1000 tahun” dari Cina)
yang memerlukan waktu pemanasan 18 kali lebih lama. Karena itu avidin
seringkli disebut juga sebagai “ Chinese dried egg white injury factor”.
Ovomukoid
juga merupakan protein yang terdapat dalam putih telur (mentah), karena
kemampuannya untuk menginaktifkan enzim pencernaan protein (yaitu
tripsin). Daya cerna yang rendah menunjukkan makin banyak bagian makanan
yang terbuang ke feses.
Tidak seperti halnya dengan avidin,
ovomukoid merupakan protein yang relatif lebih stabil terhadap
pemanasan. Sekitar 90% aktivitasnyadapat dihancurkan dengan pemanasan
pada suhu 80 o C selama 30 menit, dan seluruh aktivitasnya akan hilang
dengan pemanasan pada suhu 90 o C selama 15 menit. Penelitian-penelitian
lebih lanjut membuktikan bahwa enzim tripsin manusia tidak dipengaruhi
aktivitasnya oleh ovomukoid.
Salmonella adalah suatu bakteri yang
dapat menimbulkan keracunan ( Salmonella Food poisoning ), dengan
gejala-gejala seperti mual-mual, muntah, sakit perut, sakit kepala,
kedinginan, demam, dan diare.
Bakteri ini dapat mengkontaminasi
telur sewaktu masih dalam indung telur ayam, tetapi yang paling sering
terjadia adalah setelah telur dikeluarkan, terutama apabila kebersihan
kandang dan lingkungan kurang diperhatikan. Pencucian telur dapat
mempertinggi resiko masuknya bakteri ke dalam telur, karena itu
sebaiknya dipilih telur yang bersih (tidak terkena kotoran ayam).
Salmonella
dapat diinaktifkan dengan pemanasan. Untuk menghindari terjadinya
keracunan oleh Salmonella, Departemen Pertanian Amerika serikat (USDA)
mengharuskan melakukan pemanasan (pasteurisasi) selama 3,5 menit pada
suhu 56,70 o C atau 6,2 menit pada suhu 55,50 o C untuk putih telur,
atau 6,2 menit pada suhu 60 o C untuk telur utuh (campuran putih telur
dan kuning telur).
MANA YANG BAIK
Meskipun telah
dibuktikan bahwa ovomukoid tidak berpengaruh pada tripsin manusia, namun
nampaknya proses pencernaan bayi dan anak kecil lebih peka dibandingkan
dengan orang dewasa. Jadi sebaiknya telur mentah tidak diberikan pada
bayi dan anak-anak, bahkan bagi anak yang berumur kurang dari satu tahun
sebaiknya diberikan telur rebus, bukan telur setengah matang.
Untuk
menhindari terjadinya keracunan Salmonella, bila telur yang akan
dikonsumsi dalam keadaan kotor lebih baik tidak dikonsumsi dalam keadaan
mentah, walaupun telur itu ditujukan untuk orang dewasa.
Tetapi
bula Salmonella tidak merupakan masalah (misalnya keadaan telur bersih),
maka nilai gizi telur mentah, setengah matang maupun rebus, bagi orang
dewasa tidak berbeda.
Masalah lain yang perlu diperhatikan dalam
mengkonsumsi telur bagi orang dewasa (terutama yang berumur 40 tahun
atau lebih, atau yang mempunyai kecenderungan mengidap penyakit jantung
koroner)adalah kandungan kolesterol yang terdapat dalam kuning telur.
Kadar
kolesterol yang terdapat dalam kuning telur sekitar 250 mg per butir
(dalam daging sapi terdapat sekitar 75 mg per 3 ons, dalam hati sekitar
370 mg/3 ons dan dalam otak sekitar 1700 mg/3 ons). Para ahli gizi
menganjurkan agar orang dewasa hanya mengkonsumsi telur paling banyak 4
butir per minggu.
Proses penggorengan akan menurunkan nilai gizi
protein telur, meskipun relatif tidak banyak. Telur mata sapi nilai gizi
proteinnya lebih rendah dari telur rebus, dan telur dadar lebih rendah
lagi (apalagi yang berwarna kecoklatan). Dalam hubungan ini kita harus
memilih apakah kita mengutamakan faktor rasa (telur yang digoreng kering
lebih enak rasanya) atau faktor nilai gizi proteinnya.
Deddy Muchtadi-http://infodunia-4u.blogspot.com/2009/08/mana-yang-baik-telur-mentah-setengah.html
Label: Healthy