Sabtu, 20 Oktober 2012
Puisi Dear you ..
Gabungan dari beberapa puisi di buku Dear you ..
Dear you, Selamat Malam Kenangan.
Alih-alih melepaskan dan melupakan, apa daya, ingatan punya haknya sendiri. Bergeming dari tempatnya. Kala itu, waktu itu. Kala itu, masa itu. Manakala tanpamu, seperti tiada waktu dan tiada masa untuk mengeja bahagia. Mungkinkah kupetik mimpi dengan memulung kenangan? Aku percaya, masih ada seperempat malam untuk merengkuhnya
Alih-alih melepaskan dan melupakan, apa daya, ingatan punya haknya sendiri. Bergeming dari tempatnya. Kala itu, waktu itu. Kala itu, masa itu. Manakala tanpamu, seperti tiada waktu dan tiada masa untuk mengeja bahagia. Mungkinkah kupetik mimpi dengan memulung kenangan? Aku percaya, masih ada seperempat malam untuk merengkuhnya
Dear you, Di Titik Nol, Permisi.
Sejenak yang melelapkan. Lalu, barisan kenangan pahit menerbitkan kembali luka itu. Menciutkan hasrat tunas untuk bersemi. Kelopak bunga masih jauh dari mekar, bakan dalam ketakutannya layu teranggas terik matahari.
Cukup sampai disini. Adalah kita, tak ada -lagi.
Aku akan berdiri di jalanku. Mengundurkan diri sebagai tiang dan jembatan tanpa sebab, untukmu.
Dan seterusnya, tanpa izinmu aku akan berlari dan menari dalam gerimis pagi -sendiri. Permisi!'
Sejenak yang melelapkan. Lalu, barisan kenangan pahit menerbitkan kembali luka itu. Menciutkan hasrat tunas untuk bersemi. Kelopak bunga masih jauh dari mekar, bakan dalam ketakutannya layu teranggas terik matahari.
Cukup sampai disini. Adalah kita, tak ada -lagi.
Aku akan berdiri di jalanku. Mengundurkan diri sebagai tiang dan jembatan tanpa sebab, untukmu.
Dan seterusnya, tanpa izinmu aku akan berlari dan menari dalam gerimis pagi -sendiri. Permisi!'
Dear you, MAAF
Maaf jika aku tak di sana ketika kamu
gelisah.
Maaf jika aku tak punya kendali atas waktu dan jarak.
Maaf untuk semua gelisah yang kau rasakan.
Maaf karena diam-diam aku yang egois ini senang saat rindumu hanya untukku seorang.
Maaf jika aku tak punya kendali atas waktu dan jarak.
Maaf untuk semua gelisah yang kau rasakan.
Maaf karena diam-diam aku yang egois ini senang saat rindumu hanya untukku seorang.
Dear you,
Hari dan
tahun yang berulang, menyisir tak henti di garis waktu. Dan, aku ingin
berbahagia berulang-ulang bersamamu.
Tak terbilang
satu cintaku yang memanah palung hatimu. Tak terbilang setiap rinduku yang
meletupkan napas keindahan di tapal batas penantianku; menunggumu.
Di pusat
badai rasaku, kamu adalah perjalanan ketabahan yang menguras kewarasan, juga
ingkar logika. Satu detik yang berlalu adalah buncah getar yang gemetar; demi
dan atas nama keakuan perasaan; utuh tulus untuk bersamamu.
Maka,
peluklah aku sekarang, dan jangan lepaskan! Karena hatiku telah jatuh tepat
sasaran; kepadamu. Bersamamu, akan kucari bahagia itu.
Gerimis di Bulan Januari
Dear you,
Sejak napas
cinta kau tiupkan, dan menghunjam jantung, itulah awal bahagiaku. Tertulis di
wajah pagi, dan kening senja.
Dan,
Di setiap
pagi, tulisan kebahagiaan itu menyusup embun tanpamu; hanya aku,
ternyata.
Datang dan
pergi, begitulah masa lalu membiru-hitamkan tiap lembaran cerita. Dan, kamu
tetap berada diantaranya, seperti pagi ini.
Dan,
Di tempat rebahku
kini, kamu berpelangi. Selamat pagi, untukmu —-entah untuk yang ke berapa
kali. Yang pasti, aku ingin kembali lagi kepadamu, suatu hari nanti.
Aku adalah kunang-kunang.
"Dalam gelap aku terbang, dalam gelap aku terang.
Dan jadilah kau senja. Karena gelap kau ada,
karena gelap kau indah.
Aku hanyalah kunang-kunang dan engkau hanyalah senja.
Saat gelap kita berbagi. Saat gelap kita abadi.”
"Dalam gelap aku terbang, dalam gelap aku terang.
Dan jadilah kau senja. Karena gelap kau ada,
karena gelap kau indah.
Aku hanyalah kunang-kunang dan engkau hanyalah senja.
Saat gelap kita berbagi. Saat gelap kita abadi.”
Dear you,
Karena tak
butuh satu alasan pun untuk [tidak] berbahagia saat aku jatuh cinta, dan
seterusnya jatuh cinta [kepadamu].
Sejak kau
izinkan aku tinggal di hatimu, tak ada lagi tempat yang kutuju: selainmu.
Di sudut
hatimu aku ingin mengaduh bahagia, tanpa jera.
Di sudut
hatimu, aku ingin tinggal selamanya. Menuliskan cerita bahagia, tanpa
jeda.
Jelas sudah!
Tak perlu kucari bahagia lagi; karena di kamu, bahagiaku itu.source :http://lulunkfajrin.blogspot.com/2012/04/puisi-dear-you.html
Label: buku, gallery photos, ocin oktin, Sinopsis
0 Comments:
Langganan:
Posting Komentar (Atom)