Sabtu, 17 Maret 2012


Senyuman yang terpancar dalam suasana mandiri ialah senyuman bersama kawan, senyuman tawa dimana terkam tanpa adanya beban berat yang akan kami jalani di kehidupan yang semakin kejam ini.

Dalam hidup sahabatlah yang ada di saat sendiri menggerogoti diri, dikala sedih mengguncang dan merenggut senyuman di bibir, dikala ada kebahagiaan yang meluap-luap tak dapat ditampung dan ingin di bagi.

Dua raga satu jiwa, lantunan kata indah itu akan sangat berarti dan bermakna saat seseorang menyadari pentingnya peran seorang sahabat dalam kehidupan, walaupun mereka tidaklah sempurna. Bahkan kekurangannya lah yang akan mewarnai lakon kehidupan yang berikrar “kami sahabat, aku dan kamu adalah sahabat selamanya”.

Menyakiti?  Maafkan diri yang belum sempurna ini jika pernah menyakiti ketegaranmu kawan. Sahabat memang seorang yang pemaaf, karena mereka mengerti arti pentingnya kehadiran ku dalam hidupnya. 

Melengkapi disaat berjuang dalam menempuh cita, disaat sendiri sebelum menemukan seorang yang membawa sebelah sayap rapuh ku, dan memberi semangat kedua setelah orang tua yang arti pentingnya melebihi segalanya dalam setiap helaan nafas ini.

Disakiti? Ku maafkan setiap kesalahan yang sengaja maupun tak kau sengaja kawan. Dilupakan? Rasanya memang tak dapat dibayangkan, tak mudah memaafkan, dan tak mudah untuk tersenyum ikhlas. Tapi apa gunanya ketidak ikhlasan itu jika mampu menengok kelubang kecil keceriaan di masa kala itu. Dan sekarang sudah kah termaafkan? Ya karena mengertinya arti SAHABAT, akan membuat seseorang luluh dalam senyuman dan pelukan kecil.

Terima kasih kepada Penciptaku yang telah memberiku sahabat yang indah saat ini.

0 Comments:

Post a Comment